Oleh : Alief Muhammad
manusia hanyalah seonggok kentut
mereka bukanlah apa-apa
yang tidak lebih wangi dari tempe jamuran
tapi mereka memiliki sesuatu
yang membuat mereka mulia
namanya hati
hati memiliki dua jalan
kebaikan dan keburukan
sialnya, banyak yang memilih yang kedua
jangan sampai hati ini ternodai
karena kesombongan tidak bertahan lama
seperti kata pepatah :
sepandai-pandainya bangau terbang
akhirnya menjadi kecap juga
(Bandung, 29 April 2012)
Selasa, 16 Oktober 2012
Kamis, 05 Juli 2012
SURAM
wahahi rembulan!
tidakkah kau tahu?
keegoanmu hanya menyulam muram
di rumpun jiwa yang begitu dalam
hingga memupuk benteng kesunyian
saat ini pun hujan enggan
menaruh rintiknya dalam kegelapan
karena jiwaku berada dalam tangisan
dalam remangnya caraya temaram
ku dapatkan setitik cahaya rembulan
dan nyanyian malam memecah kerinduan
bahkan keindahan
(desember 2008)
tidakkah kau tahu?
keegoanmu hanya menyulam muram
di rumpun jiwa yang begitu dalam
hingga memupuk benteng kesunyian
saat ini pun hujan enggan
menaruh rintiknya dalam kegelapan
karena jiwaku berada dalam tangisan
dalam remangnya caraya temaram
ku dapatkan setitik cahaya rembulan
dan nyanyian malam memecah kerinduan
bahkan keindahan
(desember 2008)
BIANGLALA
gaduh, melanglangbuana
seperti hampir menggapai cakrawala
di belantara sengsara
api, arang, bara
panasnya menggelora
membahana
bianglala nyaris binasa
karena cerca
aneka angkara
tak lagi lapang
tak lagi sedang
lonceng tanpa dentang
bukankah ornamennya jadi serpihan?
dan masuk comberan?
kapan?
(Cimanggung, 31 Mei 2012)
seperti hampir menggapai cakrawala
di belantara sengsara
api, arang, bara
panasnya menggelora
membahana
bianglala nyaris binasa
karena cerca
aneka angkara
tak lagi lapang
tak lagi sedang
lonceng tanpa dentang
bukankah ornamennya jadi serpihan?
dan masuk comberan?
kapan?
(Cimanggung, 31 Mei 2012)
Jumat, 15 Juni 2012
Manajemen Event Olahraga
Oleh : Evie Aprilianty
Seminar Internasional yang membahas mengenai Manajemen
Event Olahraga dengan tema ‘Kebijakan dan Standarisasi Penyelenggaraan Olahraga
Bertaraf Internasional serta Perumusan Pembentukan Asosiasi Profesi Mahasiswa
Ilmu Keolahragaan Se-Indonesia 2012’ di Auditorium FPOK Universitas Pendidikan
Indonesia pada hari sabtu 2 Juni 2012 lalu menyajikan materi yang cukup
menarik. Menghadirkan pemateri dari Negeri Jiran Malaysi, Perwakilan dari
Kemenpora, dan Perwakilan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Barat.
Dr. Muhammad Taib Harun, PhD, memaparkan materi yang
berhubungan erat dengan bagaimana memahami resiko dan cara penanganan resiko
dalam konteks pendidikan luar. Tujuannya adalah menyediakan pengetahuan bagi
orang-orang yang bekerja pada bidang olahraga sebagai salah satu sumber
penanganan resiko yang akan membantu dengan penuh tanggung jawab dan
meminimalisir resiko kecelakaan baik aktivitas di darat, laut maupun udara.
Kesimpulan dari materi Dr. Muhammad Taib Harun, PhD ini
bahwa seorang pengajar mempunyai peranan penting dalam mengawal resiko yang
terjadi pada anak didik. Pengajar melakukannya dengan cara mengimbangi tahap
resiko sesuai kompetensi yang dimiliki peserta didik, melaksanakan kegiatan
dengan pemanasan terlebih dahulu, secara sadar berusaha untuk menangani resiko
pada tahap pelajar dan pengajar.
Panelis yang kedua yaitu Drs. Agus Hendra menyampaikan
materi mengenai Kebijakan Penyelenggaraan Keolahragaan, tentunya ini berkaitan
erat dengan tujuan nasional olahraga Indonesia sendiri berdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Olahraga
Nasional. Indonesia memiliki lembaga yang bertanggung jawab terhadap
keolahragaan nasional yaitu Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Tapi,
dalam pemaparannya dalam Seminar Internasional di Auditorium FPOK (02/6) Agus
Hendra menjelaskan bahwa ada PRIMA yang khusus menangani Atlet Nasional, tapi
ini tidak ada di daerah karena ditakutkan akan lebih mendominasi dibandingkan
dengan peran KONI itu sendiri, karena KONI memerankan fungsi-fungsi dalam event-event
olahraga regional dan internasional yang merupakan sisi ”hilir” dari
pengembangan dan pembinaan olahraga prestasi di Indonesia.
Untuk menggelar event
yang skalanya nasional, mahasiswa juga dapat ikut andil sebagai
sukarelawan, tidak dibatasi berapa jumlahnya selama memang memadai dan dapat
berkontribusi tanpa memikirkan upah yang aka didapatnya, ini juga menjadi suatu
himbauan bagi mahasiswa yang tertarik menjadi ‘event organizer’ kepanitiaan
olahraga skala nasional untuk lebih berpartisipasi aktif agar membuahkan
pengalaman yang mendalam tentang bagaimana manajemen event olahraga nasional,
seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) bahkan lebih jauh lagi dalam skala
Internasional yang tentu sudah jelas tujuannya dalam pasal 44 ayat (1)
Keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 43 butir (d) bertujuan untuk mewujudkan persahabatan dan perdamaian
dunia serta untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui pencapaian
prestasi.
Selain yang sifatnya nasional, di Indonesia juga diadakan
kegiatan olahraga yang sifatnya kedaerahan misalnya Pekan Olahraga Daerah
(PORDA). ‘Jawa Barat yang akan menjadi
tuan rumah PON pada tahun 2016, mempersiapkan segalanya untuk membuat acara
yang sukses’ungkap Drs. Nandang Rukanda sebagai perwakilan dari Dinas
Pemuda dan Olahraga Jawa Barat.
Kaitan dari penyelenggaraan event olahraga dengan bagaimana mengatasi resiko kecelakaan, setiap
kegiatan harus memikirkan resiko sampai kemungkinan terburuk dan terbaik.
Resiko dari penyelenggaraan kegiatan olahraga tidak dapat disangsikan adalah
resiko kecelakaan. Dengan adanya pemahaman akan resiko setidaknya dapat
meminimalisir kemungkinan kecelakaan itu. KONI sebagai lembaga yang
berwenang pun menjadi sangat berpengaruh, karena bagaimana penyelenggaraan akan
terlaksana jika organisasi ini tidak berjalan dengan baik.
Akhirnya dalam kesempatan ini menghimbau kepada seluruh
kalangan untuk berperan aktif dalam kegiatan kemajuan keolahragaan nasional.
Seperi jargon yang diteriakkan oleh peserta Seminar Internasional yang dipandu
oleh Drs. Agus Hendra “OLAHRAGA JAYA”.
Senin, 04 Juni 2012
KOSONG
Oleh : Apri Munganti
Bukankah seorang hawa terlahir dari sang adam?
Lalu, akankah hidup meracun hati?
Bersama segores luka ini ku lukiskan
Rasa piluku melalui hariku
Betapa dusta telah merenggut kepercayaan sejati milikku,
Menikam nurani dengan tinta berisi sembilu
Penat ini tak kuasa reda dari peraduannya
Tak jua surut dari pasangnya
Waktu tak ingin berlalu tanpa nafasmu
Sejenak ku tak peduli itu
Namun pengisi jiwa ini hanyalah sang waktu
Berada di buimu memang menyenangkan, tapi memilukan
Sendiri,
Sedang kau tak peduli
Meninggalkanku dengan sisa bayangmu,
Dengan serpihan aroma tubuhmu dan sebait diksi-diksimu
Yang tetap bersahaja
Sudah, tinggallah saja diriku
Usah kau acuhkan ku
Biarkan aku dengan kekosonganmu yang tak pernah sirna
Dan abadi untuk selamanya
Cimanggung, 5 Januari 2011
BIARIN!
Oleh: Yudhistira Anm Massardi
kamu bilang hidup ini brengsek. Aku bilang biarin
kamu bilang hidup ini nggak punya arti. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya kepribadian. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya pengertian. Aku bilang biarin
habisnya, terus terang saia, aku nggak percaya sama kamu
Tak usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana
cuman, karena kamu merasa asing saja makanya
kamu selalu bilang seperti itu
kamu bilang aku bajingan. Aku bilang biarin
kamu bilang aku perampok. Aku bilang biarin
soalnya, kalau aku nggak jadi bajingan mau jadi apa coba, lonte?
aku laki-laki. Kalau kamu nggak suka kepadaku sebab itu
aku rampok hati kamu. Tokh nggak ada yang nggak perampok di dunia
ini. lya nggak? Kalau nggak percaya tanya saja sama polisi
habisnya, kalau nggak kubilang begitu mau apa coba
bunuh diri? Itu lebih brengsek daripada membiarkan hidup ini berjalan seperti kamu sadari sekarang ini
kamu bilang itu melelahkan. Aku bilang biarin
kamu bilang itu menyakitkan
HARI INI
Oleh : Apri Munganti
waw, hari ini begitu panas, bu
hingga telur dijemur di bawah terik mentari pun dapat masak
mulanya orang-orang menanam jagung
kemudian menanam gedung (terinspirasi dari status Ariana Za, 19 Juli jam 21:40 melalui 0.facebook.com)
buahnya ranum
negeriku begitu asing
dengan mesin-mesin yang bising
kapan akan turun hujan bu?
aku tak tahan dengan kegersangan
hari ini tak ada dahan
yang ada hanya bahan
kasihan
perempatan jalan dijadikan mata pencaharian
orang tua naik pitam
mengutuk kerja keras pemerintahan
hari ini banyak tikus yang kelabakan
karena rumahnya kebanjiran
berapa hari lagi keadilan akan ditegakkan, bu?
aku sudah tak tahan dengan persaingan
persaingan dengan orang besar dan kekar
diatas belukar
hari ini sungguh berisik, bu
terlalu banyak aksi dan kreasi tak berarti
hingga tak ada yang sehati
aku tak dapat lagi mendengar nyanyian ibu pertiwi
hari ini kata ibu "bahan pokok naik"
hari ini kata ayah "BBM naik"
hari ini kata kakak "mencari uang itu pakai uang"
hari ini kata paman "orang sakit malah dilarikan"
hari ini
hari ini
hari ini
esok apa lagi?
Eddy Tansil ditemukan?
Pengeboman?
Penaikan jabatan?
atau partai dibubarkan?
Ricuh saja sekalian!
Cimanggung, 28 Juli 2011
Aku
Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Rabu, 30 Mei 2012
Make One Deygorro: Perjalanan Hidup #1
Make One Deygorro: Perjalanan Hidup #1: Terlahir sebagai anak pertama pada 18 Februari 1992 di Bandung, itulah gue. Perkenalkan nama gue Deri David Joviansyah, ini adalah cerita ...
Senin, 12 Maret 2012
Penyair dan puisinya itu usai bercengkrama, lalu seketika itu kita sama terdiam. tak ada suara.
adakah kau bersama seribu cerita itu menyapaku?
bukan terlena yang ku rindukan dari pesonamu itu. Tetapi jiwa yang merindu pengharapan sebuah kegelisahan antara kau dan aku.
tak ingatkah kau ketika kita bertikai dengan seribu bahasa?
tak ingatkah kau ketika kita berdiam diri menunggu cahaya?
Beribu pula makna yang ku semaikan dalam benakmu. Mungkin telah terkubur bersama sembilu tajam di kakimu.
Tak ada lagi dering ponsel di Handphone ku sejak saat ku ucap seluruh isi nalarku. bak siang dan malam, kau dan aku tak pernah bertemu. Aku selalu tau, waktu tak pernah bisa menunggu. Meski sarang laba-laba di kamarku bertambah beribu, kau enggan berlalu.
Aku tak pernah tak menemukan kata untuk ku katakan padamu.
Untukmu yang tak pernah pergi dari ingatanku
yang tak pernah lari dari imajinasiku
yang tak pernah hilang dari inspirasiku
duka yang begitu dalam menyisakan luka, dari ucapanmu yang bukan untukku. Terlintas di benakku untuk mengusirmu dari hidupku. Namun sayang, aku tak pernah bisa melakukan itu. entah apa yang membuatmu nyaman berada dalam hatiku. tak pernah aku tau.
adakah kau bersama seribu cerita itu menyapaku?
bukan terlena yang ku rindukan dari pesonamu itu. Tetapi jiwa yang merindu pengharapan sebuah kegelisahan antara kau dan aku.
tak ingatkah kau ketika kita bertikai dengan seribu bahasa?
tak ingatkah kau ketika kita berdiam diri menunggu cahaya?
Beribu pula makna yang ku semaikan dalam benakmu. Mungkin telah terkubur bersama sembilu tajam di kakimu.
Tak ada lagi dering ponsel di Handphone ku sejak saat ku ucap seluruh isi nalarku. bak siang dan malam, kau dan aku tak pernah bertemu. Aku selalu tau, waktu tak pernah bisa menunggu. Meski sarang laba-laba di kamarku bertambah beribu, kau enggan berlalu.
Aku tak pernah tak menemukan kata untuk ku katakan padamu.
Untukmu yang tak pernah pergi dari ingatanku
yang tak pernah lari dari imajinasiku
yang tak pernah hilang dari inspirasiku
duka yang begitu dalam menyisakan luka, dari ucapanmu yang bukan untukku. Terlintas di benakku untuk mengusirmu dari hidupku. Namun sayang, aku tak pernah bisa melakukan itu. entah apa yang membuatmu nyaman berada dalam hatiku. tak pernah aku tau.
MUNGKIN KAU
Oleh : Apri Munganti
Aku mencuri sebuah kata dari sang pujangga
Lalu ku berikan padamu tanpa dusta
Dan sejak itu kau tak pernah binasa
ah... kau
Begitulah kau membuatku gila
Tanpa tatapan, tanpa senyuman
Betapa lihainya menyusup kedalam kalbu
Lalu mencuri hatiku
Berlalu.
Langganan:
Postingan (Atom)