Sabtu, 12 Januari 2013

SUDAH


Dian di tengah gelap itu padam
Bukan terhembus oleh kelam
Melainkan ditikam dan dirajam
Lebam

(Juni 2011)

DURI ATAU BELATI


Ada sesuatu hinggap di dadaku
Kau tahu apa itu?
Ku kira hanya sepi

Perih, mungkin duri, pikirku
Karena menusuk
Tajam

Nyeri, mungkin belati
Luka
Menganga

Rupanya hanya sembilu

(Cimanggung, 26 Oktober 2012)

JIKA KAU TAK TEMUKAN AKU


Dan jika kau tak temukan aku
Aku benar-benar tiada
Bukan mati atau binasa
Tapi memang kau tak menghendakinya
Ya, tak menghendaki nalar dan benakmu
Benarkah?
Tak akankah kau buatku bahagia sedikit saja?
Ah, aku tau jawabanmu
Kau ingin membunuhku dengan pisau lipat itu
Yang harganya limapuluhribu
Loh? Bukannya kau sendiri yang bilang sewaktu turun dari tangga:
Jika ingin memunuhmu tak perlu dengan pisau ini
Lalu?

(Cimanggung, 7 Desember 2012)

ISTIRAHATLAH


Apa burung garuda tidak pegal terus berpaling ke kanan?
Dan mencengkram Bhineka Tunggal Ika?

Istirahatlah !
Letakkan dulu
Atau berganti tugas saja dengan gurita
Kakinya lebih banyak
Delapan
Sama seperti jumlah bulu pada ekormu

(Cimanggung, 4 Juni 2012)

DI NEGERI INI


Telah kokoh mahakarya luar biasa
Kumpulan semen pasir dan kerikil didalamnya
Kita sebut sebagai tanah air

Tanah yang diatasnya bukan padi
Air yang didalamnya mengalir nyeri

Biarkan terik dengan panasnya
Selama besi belum meleleh
Dan tante masih terkekeh

Apa tak ada yang mampu menyeka air mata ibu pertiwi?
Masih berlinang

Pesawat yang lalu lalang
Burung terbang
Layang-layang
Mana yang jarang?

Bicara soal keadilan
Hilang, tak lantang
Macam ilalang

(Cimanggung, 27 Oktober 2012)